Informasi Terlengkap Rumah Adat Khas Banten!

Rumah adat merupakan salah satu ciri khas yang mewakili suatu suku atau adat istiadat dari tiap daerah. Masing-masing daerah memiliki keunikannya sendiri, begitu pula dengan rumah adat khas Banten yang biasa disebut Rumah Sulah Nyunda.

Banten merupakan salah satu provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Jawa Barat yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Walaupun Banten sempat bergabung dengan Provinsi Jawa Barat, namun Banten memiliki budaya yang cukup berbeda, contohnya seperti rumah adat.

Rumah Sulah Nyunda saat ini masih terjaga dan digunakan oleh suku asli dari Banten yaitu suku Baduy. Rumah adat yang terbuat dari bambu dan kayu ini memiliki keunikan dan keindahannya tersendiri.

Yuk, simak keindahan dan keunikan dari rumah adat Banten di bawah ini!

1. Filosofi Rumah Sulah Nyunda

Informasi Terlengkap Rumah Adat Khas Banten!
foto: tirto.id

Rumah Sulah Nyunda merupakan rumah adat khas Banten yang hingga saat ini masih dijaga dan digunakan oleh suku Baduy.

Suku Baduy sangat memperhatikan kelestarian alam sekitar sehingga pembuatan rumah pun masih menggunakan bahan-bahan yang bersumber langsung dari alam, yaitu kayu dan bambu.

Rumah Sulah Nyunda berasal dari atap yang terbuat dari daun yang disebut sulah nyanda. Nyanda memiliki arti sikap bersandar, sandarannya tidak lurus tetapi agak merebah ke belakang. Sulah Nyanda yang digunakan pada atap dibuat lebih panjang dan memiliki kemiringan yang lebih rendah di bagian bawah atapnya.

Selain bahannya yang berasal dari alam, masyarakat Baduy juga membuat rumah mereka secara bergotong royong. Rumah adat khas Banten yang terkenal dengan kesederhanaannya dibangun dari naluri manusia yang senantiasa mendambakan perlindungan dan kenyamanan.

2. Keunikan Rumah Adat Banten

Informasi Terlengkap Rumah Adat Khas Banten!
foto: twitter/budayainggeh

Tiap-tiap rumah adat memiliki keunikannya masing-masing, baik dari segi bahan yang digunakan, fungsi, ataupun arsitekturnya.

Sulah Nyunda juga memiliki keunikannya tersendiri. Penasaran apa saja yang membuat rumah adat Sulah Nyunda menarik? Ini dia daftar keunikan dari rumah adat khas Banten yang harus kamu tahu!

  1. Sulah Nyunda merupakan rumah adat yang berbentuk panggung, sehingga bagian bawah dari rumahnya tidak menyentuh tanah. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari banjir atau perlindungan diri dari adanya hewan buas.
  2. Hanya menggunakan batu sebagai pondasi atau penyangga dari masing-masing tiang.
  3. Menggunakan bahan-bahan dari alam, seperti bambu, kayu, dan daun, dan batu.
  4. Bagian lantai terbuat dari bambu yang dibelah
  5. Tidak memiliki jendela.
  6. Atap rumah ditutupi oleh daun ijuk.
  7. Bagian atapnya terbagi menjadi 2, yaitu kanan dan kiri. Bagian kiri merupakan bagian depan yang memiliki atau lebih panjang, sedangkan bagian kanan merupakan bagian dari belakang rumah.

3. Bagian-Bagian Rumah Sulah Nyunda

Informasi Terlengkap Rumah Adat Khas Banten!
foto: twitter/budayainggeh

Rumah Sulah Nyunda terbagi dalam beberapa bagian yang berfungsi untuk memudahkan pemilik rumah dalam mengorganisasi rumah mereka. Dalam rumah Sulah Nyunda terdapat 3 bagian penting, yaitu sosoro, tepas, dan ipah.

1. Sosoro

Sosoro yaitu bahasa Sunda dari kata teras atau serambi. Ruangan Sosoro sering dijadikan tempat untuk menerima tamu, karena tamu yang datang ke rumah Sulah Nyunda tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam rumah.

Selain dijadikan sebagai tempat untuk menerima tamu, ruangan Sosoro juga dijadikan sebagai tempat bermain anak-anak, tempat berkumpul bersama keluarga ataupun masyarakat Baduy lainnya, dan tempat untuk menenun bagi kaum perempuan.

Letak dari Sosoro yaitu ada di bagian selatan rumah dengan bentuk yang melebar ke samping dengan lubang di bagian lantai.

2. Tepas

Tepas yaitu suatu bagian yang sering kali digunakan sebagai ruang keluarga. Ruangan Tepas memiliki bentuk yang memanjang ke bagian belakang rumah yang terletak di bagian samping.

Selain untuk berkumpul dan bersantai bersama keluarga, Tepas juga pada malam hari digunakan untuk tempat tidur dan untuk waktu-waktu tertentu, pemilik rumah mengadakan acara seperti syukuran ataupun pertemuan dengan menggunakan rumah bagian Tepas.

3. Ipah

Ipah yaitu bagian paling belakang rumah yang berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan makanan dan untuk memasak. Meski sering digunakan sebagai dapur, Ipah juga terkadang digunakan sebagai tempat tidur untuk anggota keluarga.

Perlu kamu ketahui bahwa tiap ruangan yang terdapat di rumah Selah Nyunda dilengkapi dengan lubang pada bagian lantainya. Lubang-lubang itu berfungsi sebagai sirkulasi udara, karena rumah adat dari suku Baduy tidak memiliki jendela satupun.

Adapun dari tujuan dari tidak ada jendela di rumah suku Baduy yaitu agar penghuni rumah yang ingin melihat keluar harus pergi untuk melihat bagian luar rumah.

4. Leuit

Leuit merupakan bagian luar rumah yang digunakan oleh masyarakat Baduy untuk menyimpan hasil panen seperti padi dan lainnya.

Lokasi Leuit cukup jauh dari rumah karena apabila terjadi musibah ataupun bencana di rumah secara tiba-tiba, masyarakat Baduy masih memiliki persediaan makanan.

Masyarakat Baduy menyimpan hasil panen dengan menjalankan aturan khusus sesuai adat yang berlaku dan dilindungi oleh mantra yang dibacakan oleh pu’un atau ketua adat suku Baduy. Pembangunan Leuit juga tidak bisa dilakukan kapan saja, tetapi harus sesuai dengan arahan dan hitungan dari ketua adat.

Hal-hal tersebut dipercaya oleh masyarakat Baduy agar pembangunan bisa berjalan dengan lancara dan tidak terjadi bencana.

4. Arsitektur Rumah Sulah Nyunda

Informasi Terlengkap Rumah Adat Khas Banten!
foto: inacraftnews.com

Rumah adat khas Banten ini menggunakan batu besar sebagai pondasinya. Batu besar yang digunakan tersebut tidak dipecah dan tidak ditanam di dalam tanah, namun hanya digunakan sebagai landasan untuk tiang penyangga.

Tiang yang terbuat dari bahan kayu akan disambungkan mengandalkan purus dan coak yang diperkuat dengan sistem pasak dan tidak menggunakan paku satu pun.

Rangka lantai dari rumah Sulah Nyunda ini menggunakan rangka bambu yang ditutup dengan pecahan bambu yang sudah diratakan sebelmnya. KAdang-kadang ada juga masyarakat Baduy yang mengalasi lantai rumahnya dengan tikar pandan,

Dinding yang terdapat di rumah adat suku Baduy ini terbuat dari bambu yang dianyam dengan motif anyam kepang ataupun motif anyam vertikal. Dinding bagian atas anyaman bambu terlihat lebih longgar sedangkan dinding bagian bawahnya akan terlihat lebih rapat.

Bagian rangka atap rumah adat ini terbuat dari kayu dan untuk bagian rangka penutupnya terbuat dari bambu yang ditutup dengan anyaman dari daun nipah.

5. Konsep Bangunan Rumah Adat Banten

Bangunan dari rumah adat khas Banten dibuat dengan mengusung konsep ekologis. Hal ini bisa terlihat dari bahan baku yang dipakai untuk membuat rumah dan juga kontruksi rumah tersebut. Selain bahan baku dari alam, masyarakat Baduy juga menggunakan patokan Barat dan Selatan untuk memudahkan cahaya matahari dan angin agar bisa masuk ke dalam rumah.

Sistem drainase yang digunakan sangat alami, yaitu hanya menyusun batu kali di sekitar rumah. Batu kali yang sudah disusun tersebut akan menghalangi tanah yang terdapat di bawah rumah sehingga tidak mudah tergerus. Sistem drainase ini dibuat dengan tujuan agar air langsung meresap ke dalam tanah.

Terdapat keunikan lainnya dalam proses membangun rumah adat Sulah Nyunda ini, yaitu masyarakat Baduy menggunakan tubuh dari pemilik rumah untuk mengukur dimensi rumahnya.

Contohnya seperti ketika menentukan lebar pintu, maka akan menggunakan tubuh kepala keluarga yang berdiri dengan sikap bertolak pinggi dan untuk mengukur tinggi pintu akan menggunakan tinggi kepala keluarga dengan telapak tangan yang disimpan di atas kepala.

Maka dari itu ukuran dari tiap-tiap rumah Selah Nyunda tidak bisa disamakan dan akan berbeda-beda

Nah, itu dia kumpulan keunikan-keunikan yang ada di rumah adat khas Banten ini. Semoga dengan adanya artikel ini bisa menambah wawasan kamu ya!

Jangan lupa untuk baca artikel lainnya di liburanbanten.com, biar liburanmu di Banten semakin menyenangkan!

Sekian dan terima kasih! 😀

Leave a Reply