Seni Tenun Sarung Sutra Mandar dari Sulawesi Barat: Karya Seni Warisan yang Istimewa

Pernah dengar tentang seni tenun sarung sutra mandar dari Sulawesi Barat? Jika belum, yuk simak dalam artikel ini!

Pengertian Wastra

Wastra bukan sekadar pakaian yang digunakan, tetapi juga sebuah bahasa komunikasi melalui gaya berpakaian. Produk seperti batik, songket, sulam, dan ikat dianggap sebagai bagian dari warisan budaya wastra di Nusantara.

Teknik Tenun dalam Pembuatan Wastra

Proses pembuatan wastra melibatkan berbagai teknik, salah satunya adalah teknik tenun. Teknik ini melibatkan penyatuan benang secara horizontal dan vertikal untuk menciptakan kain.

Sarung Sutra Mandar

Sarung sutra Mandar adalah salah satu contoh produk tenun yang menggunakan benang sutra. Sarung ini berasal dari Suku Mandar yang tinggal di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat.

Tradisi Tenun Sarung Sutra Mandar

Tradisi tenun sarung sutra Mandar sudah ada sejak abad ke-16 dan terkenal karena kehalusan dan ketahanan warnanya. Sarung sutra Mandar juga dikenal dengan sebutan lipa saqbe Mandar.

Sejarah Penyebaran

Awalnya, kain sarung sutra diperkenalkan ke Indonesia oleh pedagang Arab dan Gujarat dari India pada abad ke-14. Kain ini memiliki bentuk lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga membentuk tabung.

Motif Sarung Sutra Mandar

Lipa saqbe Mandar memiliki dua motif utama, yaitu motif “sure'” dan motif bunga. Motif “sure'” adalah garis geometris sederhana yang menjadi ciri khas lipa saqbe Mandar.

Sementara itu, motif bunga merupakan perpanjangan dari motif “sure'” dengan tambahan dekorasi flora dan fauna.

Penamaan Motif

Dari kedua motif ini, ada sebelas turunan penamaan motif sarung sutra Mandar, termasuk sure’ penghulu, sure’ mara’dia, sure’ puang limboro, sure’ puang lembang, sure’ batu dadzima, sure’ padzadza, sure’ salaka, sure’ gattung layar, sure’ penja, sure’ bandera, dan sure’ beru-beru.

Makna Motif Sarung Sutra Mandar

Sarung sutra Mandar dengan corak motif kotak-kotak terbuat dari garis-garis lurus yang tegak vertikal dan melintang horizontal.

Motif ini mencerminkan aturan yang kuat dalam masyarakat Mandar. Garis vertikal mencerminkan hubungan antara pemimpin dan rakyat, sementara garis horizontal mencerminkan interaksi antara sesama rakyat.

Warna-warna Cerah dan Desain Kain

Salah satu hal yang membedakan sarung sutra Mandar adalah penggunaan warna-warna terang seperti kuning, merah, hijau, biru, hitam, cokelat, dan putih, dengan desain garis geometris yang lebar.

Meskipun polanya sederhana, sarung sutra Mandar mengandung unsur garis lurus, zig-zag, dan lengkung. Bahan utamanya adalah benang sutra, benang emas, dan benang perak, menjadikan sarung sutra Mandar tampak istimewa dan memukau.

Penggunaan Kain Sarung Sutra Mandar

Sarung sutra Mandar digunakan dalam acara-acara istimewa seperti pernikahan, upacara adat, upacara keagamaan, dan kadang-kadang dalam Salat Jumat di masjid.

Proses Pembuatan

Pembuatan sarung sutra Mandar melibatkan beberapa tahap, mulai dari pemilihan benang, pemintalan benang, pewarnaan menggunakan bahan alam dan kimia, hingga proses penenunan.

Benang sutra, benang emas, dan benang perak digunakan untuk menciptakan kain sutra paling halus di Nusantara.

Kesimpulan

Sarung sutra Mandar adalah karya seni warisan yang istimewa dan memiliki makna mendalam. Harga kain ini bervariasi, mulai dari Rp200 ribu hingga jutaan rupiah, sehingga menjadi buah tangan yang sempurna ketika mengunjungi Sulawesi Barat.

Demikianlah artikel yang membahas tentang seni tenun sarung sutra mandar dari sulawesi barat. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca sekalian, aamiin.

Sampai jumpa di artikel Lebaran Banten yang lainnya!

Sumber gambar: Google

Leave a Reply